Dia menyoroti bahwa pesantren tidak hanya berkutat pada pelajaran agama tradisional, melainkan harus bisa mengintegrasikan ilmu teknologi modern, terutama kecerdasan buatan. Saat ini generasi muda pesantren harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi yang sangat pesat.
“Kalau santri tidak memahami teknologi, termasuk AI, maka akan tertinggal di zaman yang cepat berubah ini,” kata Prof Aziz.
Selain itu, ia mengajak mahasiswa dan santri untuk aktif menulis karya ilmiah dan riset, termasuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara kritis dan kontekstual disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Konsep pesantren hybrid—yang menggabungkan pendidikan agama dan sains modern—juga mulai dikembangkan di Komputama dan mendapat perhatian.
“ChatGPT dari Amerika, DeepSeek yang dari China juga sudah bisa menafsirkan. Ke depan pesantren dan santri juga harus bisa membuat AI agar pengetahuannya terjaga,” tegasnya.
Prof Aziz menambahkan, tantangan saat ini bukan hanya soal teori, namun implementasi ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Santri diharapkan tidak hanya menguasai teori tapi juga bisa mengaplikasikannya secara nyata.
“Problem solving sudah dapat diselesaikan oleh IT dan kecerdasan buatan. Yang dibutuhkan adalah aksi dan inovasi,” jelasnya.
Terkait perkembangan teknologi, Prof Aziz juga mendorong penyusunan kurikulum yang mengintegrasikan ilmu agama dan teknologi, termasuk pembukaan program studi keagamaan serta penguatan fakultas. Ia menegaskan, pesantren harus berani bersaing di tingkat nasional dan internasional melalui kualitas pendidikan yang bertaraf global namun tetap berlandaskan nilai keislaman.
Penguasaan teknologi, khususnya AI, menurut Prof. Fathul Amin, juga menjadi kunci agar lulusan Universitas Komputama mampu beradaptasi dan bersaing dalam dunia kerja yang menuntut keahlian digital tinggi.
Dengan semangat inovasi ini, pesantren diharapkan bisa menjadi pusat pembelajaran yang tidak hanya mempertahankan tradisi keagamaan, namun juga menjadi pelopor kemajuan teknologi di lingkungan pesantren sendiri.
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.stmikkomputama.ac.id
**Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA) Cilacap
Editor: Muhamad Ridlo

0 Komentar